Penipu SMS 'Mama Minta Pulsa' Hidup Mewah di Kampung
Effendi Alias Lekkeng alias Kenz (36), bos penipu SMS 'Mama Minta Pulsa' mempunyai hidup mewah di kampung halamannya, Sulawesi Selatan. Bahkan, rumahnya di kampung semuanya terbuat dari kayu jati.
Effendi mengaku, rumahnya itu berdiri di lahan seluas 600 meter di kampung halamannya di Desa Lautang, Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Sebenarnya, kata Effendi, rumah tersebut milik mertuanya. Namun, kemudian Effendi memperbaiki seluruh bagian rumah itu.
Bagian lantai atas dijadikan tempat mertuanya tinggal. Sementara bagian lantai bawah Ia percantik lagi dan membangunnya dengan berbagai pernik-pernik ukiran kayu dan furnitur. Bahkan dinding-dindingnya dibuat dari kayu jati.
Tak hanya bagian luar, sebagian besar furniture di rumah itu, mulai dari kursi, meja, lemari, tempat tidur,buffet, juga menggunakan kayu jati.
Selain itu, isi rumah juga diperlengkapi dengan perabotan elektronik seperti kulkas, televisi layar datar 24 inch, mesin cuci, serta di garasi terdapat 2 mobil milik pelaku yang dibeli dengan dicicil.
"Saya habis Rp200 juta itu," kata Effendi kepada wartawan di ruang Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jumat 6 November 2015.
Sehari dapat Rp7 juta
Effendi mengaku, uang untuk memperbaiki rumah itu didapat dari hasil menjalankan usaha penipuannya. Setiap hari, dari usaha menipunya, Dia bisa mendapat uang antara Rp 3-7 Juta.
"Sehari bisa Rp7 juta paling banyak, tapi tidak selalu dapat segitu, bahkan kadang tidak pernah dapat," katanya.
Sebelumnya, Subdit Jatanras Polda Metro Jaya menangkap delapan orang komplotannya yang beroperasi di Cianjur, dan sejumlah orang di Bandung, Jawa Barat. Namun Effendi membantahnya delapan tersangka yang ditangkap di Cianjur beberapa waktu lalu merupakan jaringannya.
"Itu bukan saya bosnya. Saya yang di Bandung, anak buah lima, Tapi saya kenal sama bosnya yang di Cianjur, sama-sama dari Sulawesi juga," ucap Effendi yang dahulu bekerja sebagai seorang petani di kampung halamannya.
Dalam aksinya, para pelaku menyebarkan SMS yang isinya seolah-olah si penerima SMS mendapatkan undian berhadiah dari salah satu bank. Korban yang tergiur dan terpancing untuk menghubungi nomor telepon yang dicantumkan pada SMS tersebut akan dipandu ke ATM yang ujungnya malah mentransfer uang ke rekening tersangka.
EmoticonEmoticon