Kenapa Sih Generasi Sekarang Suka Banget Selfie? Ini Jawabannya!

Orang-orang sering berkata bahwa generasi angkatan kita (Y dan Z) adalah generasi "perusak" bangsa. Padahal sebenarnya kita lebih tepat disebut sebagai generasi pengendali bangsa.
Mereka berkata bahwa kebiasaan kita dalam berpacaran buruk. Tapi sebenarnya kita lebih bebas dalam menentukan pilihan. Orang-orang berpikir bahwa kita terlalu terobsesi dengan gawai dan deretan selfie. Mereka bahkan memberi kita label "generasi selfie" .

Namun rasanya juga tak ada yang berusaha untuk menghentikan kebiasaan ini. Sekadar infomasi, kami, generasi Y, memiliki Adele, Raisa dan Isyana Sarasvati. Jangan lupakan juga Malala Youzafai, saat ini mungkin ia adalah remaja 18 tahun paling keren yang pernah ada. Generasi Y juga sudah bisa terlibat dalam kegiatan politik seperti pemilihan umum. Bahkan kita bisa menemukan orang-orang di akhir usia 20-an mereka yang mulai masuk dan menjadi politikus.

Kami, generasi Y, adalah masa depan, dan inilah saatnya bagi kami untuk memulainya.
Kami, generasi Y, mungkin tak sempurna, namun jika kita mau sedikit saja melihat ke belakang, kami adalah satu-satunya kesempatan untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

Karena kami mengubah budaya untuk lebih berani memilih apa yang kami inginkan.

Dewasa ini, bisa dirasakan bahwa setiap orang semakin bebas untuk menentukan pilihan apakah mereka ingin menjalin hubungan atau membina karir selama yang mereka inginkan. Mungkin kami memang seringkali mengabaikan apa kata orang, namun saat ini memang itulah yang dibutuhkan. Keberanian untuk menjadi diri sendiri tanpa takut menjadi beban.

Kami memutuskan bahwa kami akan terus belajar untuk menerima perbedaan setiap orang, seburuk apapun seseorang di mata manusia, kami tetap makhluk Tuhan.

Bukan berarti generasi kami menerima semua hal. Namun jika kita melihat perbedaannya, generasi Y memiliki toleransi yang cukup tinggi, semua hanya karena alasan bahwa kami ingin melihat seseorang tanpa adanya topeng yang menutupi. Di beberapa titik, kami memutuskan bahwa menjadi palsu dan bertopeng bukanlah apa yang ingin generasi kami kenang.

Kami sudah cukup lelah dengan kepalsuan orang-orang di sekitar kami, sehingga kami akan belajar untuk terus menerima setiap orang, tak peduli seberapa berbedanya mereka.

Sadar gak sih, kalau generasi kami memang sebagian besar tak tahu apa yang kami kerjakan, namun kami tetap tak pernah takut untuk gagal.

Kami melompat tinggi dan belajar untuk terbang saat turun ke bawah. Kami tak menunggu perubahan untuk terjadi, karena kami mengambil setiap kesempatan dan membuatnya menjadi nyata. Jika kami ingin suara kami didengar, jika kami ingin kisah kami dibaca, kami harus ke luar dan melakukan apapun agar didengar. Kami melamar berbagai pekerjaan yang menurut kami menyenangkan karena... "kenapa tidak?".

Paling tidak kami bisa belajar hal yang lain. Paling tidak kami bisa melakukan sesuatu.
Memang, penolakan dari beberapa pihak pasti akan membuat luka dan kegagalan tak akan terelakkan. Namun akhirnya, semua luka dan jatuh bangun yang kami hadapi nantinya akan menuntun kami ke tempat yang memang seharusnya tepat untuk kami.

So yeah, maybe our generation isn’t crazy amazing, and maybe we have flaws, but so does every generation. 

I like to think the good things outweigh the bad. We are the ones who are currently changing the world for the better and there is nothing you can do to stop us.




EmoticonEmoticon